Tuesday, February 7, 2017

SEJARAH PERKEMBANGAN AKUNTANSI SYARIAH


A.    Pengaruh Islam Terhadap Perkembangan Akuntansi
Sebelum berdirinya pemerintahan Islam, Peradaban didominasi oleh dua bangsa besar yang memiliki wilayah yang luas,yaitu bangsa Romawi dan Persia.Sebagian besar daerah di Timur Tengah saat Nabi Muhammad SAW lahir berada dalam jajahan dan menggunakan  bahasa Negara jajahan seperti Syam ( sekarang meliputi Siria,Lebanon, Yordania,Palestina,dan Israel yang dijajah oleh Romawi,sedangkan Irak dijajah oleh Persia.Adapun perdagangan bangsa Arab mekkah terbatas ke Yaman pada musim dingin dan Syam pada musin panas.
Pada saat itu,akuntansi telah di gunakan dalam bentuk perhitungan barang dagangan oleh para pedagang sejak mulai berdagang sampai pulang kembali.Perhitungan dilakukan untuk mengetahui perubahan-perubahan,dan untung rugi.selain itu menurut syahatah (2001),Orang-orang Yahudi,yang saat itu banyak melakukan perdagangan,menetap dan juga telah memakai akuntansi untuk transaksi utang-piutang mereka.
Praktik akuntansi pada masa Rasulullah SAW mulai berkembang setelah adanya perintah Allah melalui alqur’an untuk mencatat transaksi-transaksi yang bersifat tidak tunai (alqur’an 2:282) dan untuk membayar zakat (alqur’an 2:110,177,9:18,71,22:78, 58:13).

Praktik Akuntansi Pemerintahan Islam
Kewajiban zakat berdampak pada saat didirikan institusi Baitulmal oleh Nabi Muhammad SAW yang berfungsi sebagai lembaga penyimpanan zakat beserta pendapatan lain yang di terima oleh Negara.Hawari (1989) dalam zaid (2001) mengungkapkan bahwa pemrintahan rasulullah memiliki 42 pejabat yang digaji yang terspesilisasi dalam peran dan tugas tersendiri. Adnan dan Latbatjo (2006) mendang bahwa praktik akuntansi pada lembaga baitulmal di zaman Rasulullah baru berada pada tahap penyiapan personal yang menangani fungsi-fungsi lembaga keuangan Negara. Pada masa tersebut,harta kekayaaan yang di peroleh Negara langsung di distribusikan setelah harta tersebut di peroleh.dengan demikian, tidak terlalu di perlukan pelaporan atas penerimaan dan pengeluaran baitulmal.Hal sama berlanjut pada masa Khalifah Abu Bakar as Siddik.
Selanjutnya,reliabilitasi laporan keuangan pemerintahan di kembangkan oleh Khalifah Umar bin Abdul Aziz (681-720 M) berupa praktik pengeluaran bukti penerimaan uang.kemudian, Khalifah  Al Waleed bin Abdul malik (705-715) mengenalkan catatan dan register yang terjilid dan tidak terpisah seperti sebelumnya (lasyin, 1973, dalam Zaid,2001).

B.     Hubungan Peradaban Islam dengan Buku Pacioli
Pada tahun 1494,seseorang berkebangsaan Italia bernama Luca Pacioli, menerbitkan buku dengan judul Summa de Arithmetica Geometria, Proportioni et Proportionalita (Segala sesuatu tentang aritmetika, Geometri, dan Proporsi). Buku tersebut terbagi atas lima bagian yang banyak membahas tentang  ilmu mate-matika.salah satu bab didalamnya  membahas tentang pembukuan yang menekankan pada system pencatatan yang terjadi di Venice lebih dari 200 tahun sebelumnya yang masih di gunakan pada masa itu,dan di kenal dengan nama metode Venice.
            Melalui buku tersebut, Pacioli dianggap sebagai orang pertama yang menggagas system tata buku berpasangan (double entry bookkeeping),sebuah system baru dan dianggap  sebagai revolusi dalam seni pencatatan di bidang ekonomi dan bisnis.Hendriksen (2000) mengatakan bahwa jurnal yang di buat pacioli sudah mirip dengan yang di gunakan sekarang.Debit di gunakan sebelah kiri (di sebut dengan istilah  deve dare atau debere) dan kredit di sisi kanan (disebut dengan istilah deve evare atau creed). Dalam berbagai literature,Pacioli kemudian di sebut sebagai “Bapak akuntasi”.
            Adnan dan latbatjo (2006) menyatakan bahwa buku  summa de artmetica yang di buat pacioli menimbulkan  banyak pertentangan dikalangan  peneliti yang meneliti sejarah tentang Akuntansi. Have (1976) dan zaid (2001) Beranggapan bahwa  perkembangan akuntansi sebagaimana di tulis oleh pacioli tidaklah terjadi di Republik Italia Kuno tetapi Italia mengetahui tentang akuntansi dan ilmu itu sampai pada mereka dari bangsa lain. Keraguan  terhadap buku pacioli cukup beralasan mengingat sejak abad ke-8 M,Bangsa Arab berlayar sepanjang pantai Arabia dan India dan berhenti di Italia untuk menjual barang dagangan yang mewah yang tidak di produksi oleh Eropa (Have,1976 dalam zaid,2001).Wolf (1912) dalam zaid (2001) mengemukakan bahwa pada akhir abad 15, Eropa  sedang terhenti perkembangannya dan tidak dapat di harapkan adanya kemajuan yang berarti dalammeteode Akuntansi.Sementara itu Heaps(1985) Dalam Zaid (2001) mengemukakan bahwa bookkeeping pastilah di praktikkan pertama kali oleh para pedagang dan ia beranggapan bahwa mereka berasal dari mesir.Ball (1960) dan Zaid (2001) menyatakan bahwa buku pacioli di dasarkan pada tulisan Leonard Of Piza,Orang eropa yang  pertama yang menerjemahkan buku Aljabar yang di tulis oleh bahasa Arab,yang berisikan dasar-dasar Bookkeeping.
            Dalam sejarah Islam,lebih satu abad sebelum buku Pacioli di terbitkan,telah ada manuskrip tentang akuntansi yang di tulis oleh Abdullah bin Muhammad bin Kiyah Al Mazindarani dengan judul Risalah Falakiyah Kitab As Siyaqaat pada tahun 1363 M.Beberapa kaidah dalam manuskrip tersebut terkait dengan praktik double entry sebagai berikut:
1.      Harus mencatat pemasukan di halaman sebelah kanan dengan mencatat sumber-sumber pemasukan tesebut.
2.      Harus mencatat pengeluaran d halaman sebelah kiri dan menjelaskan pengeluaran-pengeluaran tersebut.
            Zaid (2001) meyatakan bahwa apa yang terdaftar dalam manuskrip Mazindarani tersebut telah menggambarkan praktik double entry bookkeeping masyarakat Muslim saat itu.Pandangan ini di kuatkan oleh pendapat Littleton dan Yame (1978) dalam Triyuwono (2006) yang menduga bahwa double entry bookkeeping berasal dari spanyol dengan alasan bahwa kebudayaan dan teknologi Spanyol pada abad pertengahan tersebut jauh lebih unggul di banding dengan peradaban Italia dan Negara Eropa lainnya.Sementara pada waktu itu,Spanyol adalah Negara Muslim serta merupakan pusat kebudayaan dan teknologi di Eropa.

C.     Berbagai Pendekatan Dalam Mengembangkan Akuntansi Syariah
1.      Pendekatan Induktif Berbasis Akuntansi Kontemporer yaitu bias di singkat dengan pendekatan induktif.Berdasarkan Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial Institutions AAOIFI (2003),Pendekatan ini menggunakan tujuan akuntansi keuangann Barat yang sesuai dengan organisasi bisnis orang Islam dan mengeluarkan bagian-bagian yang bertentangan dengan ketentuan syariah.
2.      Pendekatan Deduktif dari Sumber Ajaran Islam yaitu pendekatan yang diawali dengan menentukan tujuan berdasarkan prinsip ajaran Islam yang terdapat dalam alqur’an dan sunah.Kemudian,Tujuan yang sudah di tentukan tersebut di gunakan untu mengembangkan akuntansi kontemporer.
3.      Pendekatan Hybrid yaitu Pendekatan yang di dasarkan pada prinsip syariah yang sesuai dengan ajaran Islam dan persoalan masyarakat yang akuntansi syariah mungkin dapat membantu menyelesaikannya (Hameed,2000).