Tuesday, September 13, 2016

CONTOH PROPOSAL



                                                                                                                                                 I.          PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Perusahaan adalah suatu lembaga yang diorganisir dan dijalankan untuk menyediakan barang dan jasa agar dapat melayani permintaan konsumen akan kebutuhan mereka. Dalam melaksanakan proses produksinya, suatu perusahaan membutuhkan faktor-faktor produksi yang dapat menunjang tercapainya tujuan perusahaan. Faktor-faktor tersebut adalah bahan baku, modal, dan manusia.
Terkhusus pada faktor manusia, faktor ini memegang peranan yang sangat penting dalam pelaksanaan proses produksi. Oleh karena itu, pihak perusahaan harus selalu memerhatikan faktor manusia atau tenaga kerja yang dapat menentukan keberhasilan perusahaan dalam mencapai tujuannya. Secanggih apapun peralatan yang dimiliki perusahaan, tidak akan bisa mencapai tingkat produktivitas yang diharapkan jika peralatan tersebut tidak dioperasikan secara efektif dan efisien oleh sumber daya manusia yang dimiliki oleh perusahaan tersebut.
Untuk menciptakan lingkungan kerja yang kondusif tentunya tidak dengan begitu saja dapat diwujudkan oleh perusahaan.Perusahaan harus mampu memberikan motivasi kepada para karyawannya agar karyawan terdorong untuk melaksanakan tugasnya dan dapat meningkatkan produktivitas perusahaan secara menyeluruh.
Salah satu jalan untuk memotivasi karyawan agar dapat diberdayakan seefektif dan seefisien mungkin guna meningkatkan produktivitas perusahaan adalah dengan jalan pemberian kompensasi kepada mereka. Hal ini diharapkan dapat membentuk suatu pola hubungan baik antara para karyawan dan perusahaan dimana para karyawan akan berpikir bahwa perusahaan tempat dimana mereka bekerja bisa memahami serta mengetahui kebutuhan hidup yang menjadi pemicu mengapa mereka bekerja.
Kompensasi merupakan balas jasa yang diberikan oleh organisasi / perusahaan kepada karyawan, yang dapat bersifat finansial maupun non finansial, pada periode yang tetap. Sistem kompensasi yang baik akan mampu memberikan kepuasan bagi karyawan dan memungkinkan perusahaan memperoleh, mempekerjakan, dan mempertahankan karyawan.
Bagi organisasi / perusahaan, kompensasi memiliki arti penting karena kompensasi mencerminkan upaya organisasi dalam mempertahankan dan meningkatkan kesejahteraan karyawannya.Pengalaman menunjukkan bahwa kompensasi yang tidak memadai dapat menurunkan prestasi kerja, motivasi kerja, dan kepuasan kerja karyawan, bahkan dapat menyebabkan karyawan yang potensial keluar dari perusahaan.
Dari pengertian diatas terlihat bahwa kompensasi merupakan alat pengikat perusahaan terhadap karyawannya, faktor penarik bagi calon karyawan dan faktor pendorong seseorang menjadi karyawan. Dengan demikian kompensasi mempunyai fungsi yang cukup penting di dalam memperlancar jalannya roda organisasi/ perusahaan.
Pemberian kompensasi dalam organisasi merupakan sesuatu yang esensial karena terkait dengan perilaku, kinerja dan efektivitas tujuan organisasi. Sebuah perusahaan hendaknya memberikan kompensasi terhadap karyawannya secara tepat, artinya kompensasi yang diberikan dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan dasar karyawannya.
Dengan demikian jelas bahwa perasaan, memengaruhi perilaku kerjanya seperti rajin, produktif, malas, tidak bersemangat dan sebagainya.Hasil kerja karyawan tercerminkan dari tinggi rendahnya kinerja karyawan secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.Tinggi rendahnya kinerja karyawan berkaitan erat dengan sistem pemberian kompensasi yang diterapkan oleh lembaga atau organisasi tempat mereka bekerja.Pemberian kompensasi yang tidak tepat dapat berpengaruh terhadap peningkatan kinerja seseorang.
Dari sudut pandang perusahaan, pemberian kompensasi atau balas jasa merupakan suatu biaya yang harus dikeluarkan oleh pihak perusahaan kepada para karyawannya.Oleh karena itu pihak perusahaan harus melakukan suatu penilaian yang teliti mengenai prestasi kerja yang dihasilkan oleh tiap-tiap karyawan tersebut.Hal tersebut dilaksanakan oleh pihak perusahaan karena perusahaan tersebut menghendaki adanya suatu prestasi kerja yang maksimal dari biaya kompensasi yang mereka keluarkan.
Sedangkan apabila dilihat dari sudut pandang karyawan, kompensasi dipandang sebagai alat untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya secara ekonomis untuk memenuhi kebutuhan hidupnya karena merupakan suatu kenyataan yang tidak dapat disangkal bahwa motivasi dasar bagi kebanyakan orang menjadi pegawai dalam suatu organisasi adalah untuk mencari nafkah. Ketika proses motivasi yang dilakukan perusahaan kepada karyawan dalam bentuk pemberian kompensasi berjalan dengan lancar dan sesuai dengan perencanaannya maka tahapan selanjutnya yang diharapkan akan terjadi adalah peningkatan produktivitas karyawan. Ketika produktivitas karyawan telah tercapai maka perusahaan dapat mengukur sejauh mana peningkatan kinerja yang mereka capai. Hal inilah yang menjadi alur dasar penelitian yang akan dikembangkan oleh penulis, dimana penulis menduga terdapat pengaruh antara proses motivasi karyawan dalam bentuk pemberian kompensasi terhadap peningkatan kinerja.
Dengan demikian pemberian kompensasi dalam perusahaan harus diatur dengan baik, sehingga dapat diterima oleh kedua belah pihak.Jadi dalam mengembangkan dan menerapkan suatu sistem kompensasi tertentu kepentingan organisasi dan kepentingan para karyawannya mutlak untuk diperhitungkan.Sistem kompensasi tersebut diharapkan dapat menjamin kepuasan para anggota.
Sebuah perusahaan pasti selalu melakukan berbagai upaya untuk mengembangkan perusahaan.Dalam mengembangkan perusahaan tentunya dibutuhkan penanganan SDM yang baik. Sehingga apabila kinerja SDM baik akan mencerminkan kinerja perusahaan yang baik pula. Pembentukan SDM yang baik salah satunya dipengaruhi oleh pengembangan karir pegawai.Perusahaan harus memberikan pengembangan karir yang jelas pada semua pegawai.
PT (Persero) PLN merupakan perusahaan Negara yang khusus menangani listrik untuk kehidupan masyarakat Indonesia, sesuai dengan motto mereka “listirk untuk kehidupan yang lebih baik”.PT. PLN merupakan satu-satunya perusahaan yang memasok listrik di seluruh wilayah Indonesia.
PT. PLN tidak mngalami persaingan untuk mendapatkan konsumen.Tapi belakangan ini pelayanan terhadap konsumen tidak begitu maksimal, terbukti dengan seringnya terjadi pemadaman listrik. Hal ini tentunya membuat konsumen dalam hal ini masyarakat menjadi bertanya-tanya ada apa sebenarnya dengan PLN.
Karyawan PLN dituntut untuk kerja ekstra, hal ini di sebabkan karena PLN merupakan satu-satunya perusahaan listrik yang ada di Indonesia dan PLN juga merupakan perusahaan yang professional, jadi karyawan harus bekerja lebih ekstra apabila terjadi kerusakan atau terjadi pemadaman listrik. Dengan demikian perusahaan dituntut untuk memberikan kompensasi kepada karyawan agar supaya mereka lebih bersemangat atau lebih termotivasi mengerjakan pekerjaannya.
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan maka penulis meneliti dan mengkaji secara seksama dengan melakukan pendekatan terhadap perusahaan dengan memilih judul : " Pengaruh Kompensasi dan Pengembangan Karir terhadap Kinerja Karyawan PT. PLN (persero) Area Makassar cabang Monginsidi Makassar “.

B.       Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka yang menjadi masalah pokok dalam penulisan ini, yaitu :“Apakah Kompensasi dan Pengembangan karir berpengaruh terhadap kinerja karyawan PT. PLN (persero) Area Makassar cabang Monginsidi Makassar” .

C.      Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.           Tujuan Penelitian
Untuk mengkaji pengaruh kompensasi dan pengembangan karir terhadap kinerja karyawan pada PT.(Persero) PLN Area Makassar cabang Monginsidi Makassar.
2.           Manfaat Penelitian
a.    Tugas akhir studi sebagai salah satu persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.
b.    Dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan saran serta pemikiran yang bermanfaat bagi manajemen PT.(Persero) PLN Area Makassar cabang Monginsidi, dalam melakukan keputusan dalam pemberian kompensasi dan pengembangan karir guna memberikan motivasi kepada para karyawan mereka yang pada akhirnya nanti diharapkan mampu meningkatkan kinerja mereka dengan sudut pandang lebih luas yang secara kolektif dapat dipandang sebagai peningkatan kinerja perusahaan.


                                                                                                                                       II.     TINJAUAN PUSTAKA
A.    Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia
Dalam usaha pencapaian tujuan perusahaan, permasalahan yang dihadapi manajemen bukan hanya terdapat pada bahan mentah, alat-alat kerja, mesin-mesin produksi, uang dan lingkungan kerja saja, tetapi juga menyangkut karyawan (sumber daya manusia) yang mengelola faktor-faktor produksi lainnya tersebut. Namun, perlu diingat bahwa sumber daya manusia sendiri sebagai faktor produksi, seperti halnya faktor produksi lainnya, merupakan masukan (input) yang diolah oleh perusahaan dan menghasilkan keluaran (output). Karyawan baru yang belum mempunyai keterampilan dan keahlian dilatih, sehingga menjadi karyawan yang terampil dan ahli. Apabila dia dilatih lebih lanjut serta diberikan pengalaman dan motivasi, dia akan menjadi karyawan yang matang. Pengolahan sumber daya manusia inilah yang disebut manajemen SDM.
Sumber daya manusia adalah kemampuan terpadu dari daya pikir dan daya fisik yang dimiliki individu, perilaku dan sifatnya ditentukan oleh keturunan dan lingkungannya, sedangkan prestasi kerjanya dimotivasi oleh keinginan untuk memenuhi kepuasannya
Salah satu tujuan manajemen sumber daya manusia, yaitu memastikan organisasi memiliki tenaga kerja yang bermotivasi dan berkinerja tinggi, serta dilengkapi dengan sarana untuk menghadapi perubahan yang dapat memenuhi kebutuhan pekerjanya. Dalam usaha mendukung pencapaian tenaga kerja yang memiliki motivasi dan berkinerja tinggi, yaitu dengan cara memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
Sumber daya manusia merupakan salah satu sumber daya yang terdapat dalam organisasi, meliputi semua orang yang melakukan aktivitas. Secara umum, sumber-daya yang terdapat dalam suatu organisasi dapat dikelompokkan atas dua macam, yakni (1) sumber daya manusia (human resources), dan (2) sumber dayanon-manusia (non-human resources). Yang termasuk dalam kelompok sumber daya non-manusia ini antara lain modal, mesin, teknologi, bahan-bahan (material) dan lain-lain.
Untuk merencanakan, mengelola dan mengendalikan sumber daya manusia dibutuhkan suatu alat manajerial yang disebut manajemen sumber daya manusia. Manajemen sumber daya manusia dapat dipahami sebagai suatu proses dalam organisasi serta dapat pula diartikan sebagai suatu kebijakan.
Manajemen sumber daya manusia (MSDM) merupakan bidang strategis dari organisasi. Manajemen sumber daya manusia harus dipandang sebagai perluasan dari pandangan tradisional untuk mengelola orang secara efektif dan untuk itu membutuhkan pengetahuan tentang perilaku manusia dan kemampuan mengelolahnya.
Manajemen sumber daya manusia juga menyangkut desain dan implementasi sistem perencanaan, penyusunan pegawai. Pengembangan pegawai, pengelolaan karir, evaluasi kinerja, kompensasi pegawai, dan hubungan ketenaga kerjaan yang baik. Manajemen sumber daya manusia melibatkan semua keputusan dan praktik manajemen yang mempengaruhi secara langsung sumber dayamanusianya orang-orang yang bekerja bagi organisasi. Manajemen sumber daya manusia terdiri atas serangkaian keputusan yang terintegrasi.
Manajemen sumber daya manusia merupakan aktivitas-aktivitas yang dilaksanakan agar sumber daya manusia di dalam organisasi dapat digunakan secara efektif guna mencapai berbagai tujuan. Konsekuensinya, manajer-manajer di semua lapisan harus menaruh perhatian pada pengelolaan sumber dayamanusia. Ide pencapaian berbagai tujuan (objectives) merupakan hal utama dari setiap bentuk manajemen. Jikalau tujuan tidak dicapai secara berkesinambungan, maka keberadaan organisasi akan berakhir. Nilai sumber daya manusia sebuah organisasi acapkali terbukti takkala organisasi sering lebih tinggi daripada seluruh nilai aktiva fisik dan keuangan. Perbedaan ini sering disebut muhibah (goodwill) sebagian merefleksikan nilai sumber daya manusia sebuah organisasi.
Menurut Danang Sunyoto (2012:3) yaitu : ” Sumber daya manusia adalah salah satu faktor penting di dalam sebuah organisasi/perusahaan, tanpa adanya sumber daya manusia maka akan berakibat kurang efektifnya kinerja dari organisasi/perusahaan tersebut”.
Manajemen sumber daya manusia dapat didefinisikan pula sebagai suatu pengelolaan dan pendayagunaan sumber daya manusia yang ada pada individu (pegawai). Pengelolaan dan pendayagunaan tersebut dikembangkan secara maksimal di dalam dunia kerja untuk mencapai tujuan organisasi dan pengembangan individu pegawai.
Berdasarkan definisi tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa manajemen sumber daya manusia adalah aktivitas-aktivitas yang dilaksanakan agar sumber daya manusia dalam organisasi dapat didayagunakan secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan.
B.       Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia
Setelah melihat uraian tentang Manajemen Sumber Daya Manusia, terlihat bahwa MSDM memiliki tiga aspek utama. Husein Umar (2005 : 45) mengemukakan hal tersebut meliputi :
1.  Fungsi Manajerial dari Manajemen Sumber Daya Manusia
2.  Fungsi Operasional dari Manajemen Sumber Daya Manusia
3.  Peranan dan kedudukan Manajemen Sumber Daya manusia
Berikut pengertian dan cakupan fungsi-fungsi tersebut:
1. Fungsi Manajerial dari Manajemen Sumber daya Manusia
Fungsi Manajerial adalah fungsi yang mempunyai wewenang kepemimpinan terhadap sumber daya manusia lain. Dalam hal ini direktur, kepala bagian, atau supervisor adalah orang-orang yang mempunyai posisi manajerial yang menjalankan fungsi-fungsi dari manajemen yang merupakan suatu proses kegiatan yang didalamnya terdiri atas proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan terhadap karyawan pada suatu perusahaan dalam rangka mencapai tujuan perusahaan secara efektif dan efisien. Kelima fungsi ini merupakan suatu sistem yang saling terkait dan berlangsung secara terus-menerus. Masing-masing dapat dijelaskan sebagai berikut :
a.    Perencanaan yaitu usaha untuk memikirkan dan menetapkan sebelumnya tentang apa yang akan ditempatkan guna mengurus suatu hasil yang diinginkan. Jadi, jelaslah di sini bahwa betapa besarnya peranan perencanaan dalam manajemen.
b.    Pengorganisasian yaitu rangkaian usaha pengelompokan kegiatan-kegiatan yang diwadahkan dalam unit kerja untuk melaksanakan rencana dan menetapkan hubungan antar unit kerja secara horisontal dan vertikal. Perlu diingat bahwa dalam fungsi ini, orang-orang ditempatkan dalam setiap unit tertentu adalah mereka yang mempunyai kemampuan pada bidang tersebut agar tugas diberikan dapat tercapai seperti perencanaan yang telah ditetapkan sebelumnya.
c.    Penyusunan adalah fungsi manajemen berupa penyusunan sumber daya manusia pada suatu organisasi, dimulai dari perekrutan tenaga kerja, pengembangan sampai pada usaha agar setiap karyawan dapat memberi daya guna maksimal bagi organisasi. Jadi, fungsi penyusunan ini adalah suatu usaha untuk mengisi, memilih, dan menyusun sumber daya manusia dalam struktur yang telah dibentuk pada tahap pengorganisasian
d.   Pengarahan yaitu fungsi manajemen yang berhubungan dengan usaha memberikan bimbingan, saran, perintah, dan pengarahan kepada sumber daya manusia dalam melaksanakan tugasnya masing-masing agar tugas yang diberikan dapat dilaksanakan dengan baik dan terarah pada tujuan yang telah ditetapkan.
e.    Pengawasan yaitu rangkaian usaha pengawasan baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap seluruh pelaksanaan kegiatan organisasi untuk menjamin agar setiap pekerjaan berlangsung sesuai dengan perencanaan, dalam arti jika terjadi penyimpangan segera diambil langkah-langkah konkret.
Berdasarkan langkah-langkah tersebut, pihak manajemen dapat diartikan sebagai suatu usaha untuk mencapai suatu tujuan melalui penggunaan sumber daya manusia yang dimiliki yang saling bekerja sama dan berinteraksi antara satu dengan yang lain. Hal ini membuktikan bahwa manajemen tidak akan terlaksana tanpa adanya sumber daya manusia.

2. Fungsi Operasional dari Manajemen Sumber Daya Manusia
Fungsi Operasional adalah fungsi yang tidak memiliki wewenang perintah melainkan hanya menerima tugas dan menjalankan dibawah pengawasan fungsi manajerial.yang terdiri dari :
a.    Pengadaan (Procurement) yaitu fungsi untuk memperoleh tenaga kerja yang dibutuhkan oleh perusahaan. Yang terpenting di sini adalah kualitas sumber daya manusia yang diterima sesuai dengan kebutuhan akan tugas yang hendak dilaksanakan.
b.   Pengembangan (Development Function) adalah suatu fungsi yang berusaha untuk mengembangkan kualitas sumber daya manusia yang sudah diterima. Hal ini perlu diperhatikan mengingat tidak semua sumber daya manusia yang diterima oleh perusahaan, sekaligus terampil untuk menyelesaikan tugas serta memiliki disiplin kerja sebagaimana yang diharapkan. Perubahan teknologi dan lingkungan organisasi merupakan aspek penting yang menuntut manajer agar mengembangkan kemampuannya secara terus-menerus, khususnya dalam bidang manajemen.
c.    Pemberian Balas Jasa (Compensation Function) adalah usaha untuk menghargai usaha karyawan terutama secara nyata menunjukkan hasil keringat yang baik berdasarkan penilaian yang objektif. Pemberian balas jasa yang tidak adil atau tidak merata akan menyebabkan rendahnya motivasi bagi karyawan yang pada akhirnya menyebabkan turunnya kinerja disebabkan mereka kurang diperlakukan secara adil oleh pimpinan sehingga menjadi malas dan tidak rela menyumbangkan segala potensi yang dimilikinya secara maksimal terhadap pencapaian tujuan organisasi.
d.   Integrasi (Integration Function) adalah usaha untuk menyelaraskan antara tujuan perusahaan dengan tujuan individu maupun kelompok yang ada dalam organisasi. Pentingnya fungsi ini mengingat motivasi setiap individu untuk bergabung dalam perusahaan dengan tujuan individu atau kelompok yang ada dalam suatu perusahaan bervariasi sehingga perlu untuk diselaraskan. Bila dijalankan dengan baik, fungsi ini dapat meningkatkan semangat kerja dan kinerja karyawan.
e.    Pemeliharaan (Maintenance Function), yaitu usaha untuk sedapat mungkin memperbaiki kondisi-kondisi kerja sehubungan dengan kelima fungsi operasional dalam Manajemen Suber Daya Manusia.
f.     Separasi (Separation Function) merupakan fungsi operasional Manajemen Sumber Daya Manusia yang terakhir. Jika fungsi pertama adalah pengadaan pekerja, fungsi ini adalah sebaliknya yaitu menyangkut pada fungsi pemberhentian atau memberi pensiun kepada pekerja yang sudah ada demi mempertahankan kinerja perusahaan. Berkaitan dengan uraian di atas, baik fungsi manajerial maupun fungsi operasional menunjukkan bahwa keduanya merupakan suatu sistem yang tidak dapat terpisahkan. Kedua sistem ini harus dapat dijalankan dan dikembangkan secara selaras agar tujuan organisasi dapat dicapai secara efektif dan efisien.

3. Peranan dan kedudukan Manajemen Sumber Daya Manusia
Hingga saat ini belum ada perusahaan yang mampu melaksanakan tugas-tugasnya tanpa memerlukan sumber daya manusia.Terdapat kecenderungan bahwa semakin besar suatu perusahaan, semakin besar pula kebutuhan sumber daya manusianya. Hal ini dapat kita lihat dalam praktik dunia bisnis. Walaupun suatu perusahaan sudah menggunakan mesin yang berteknologi tinggi, modern, serta otomatis, perusahaan tetap saja membutuhkan sumber daya manusia yang terampil dalam jumlah yang harus memadai.
Sumber daya manusia yang terampil hanya akan didapatkan jika perusahaan mau bertanggung jawab untuk mengembangkan para pekerjanya dengan melaksanakan aktivitas yang mendukung peningkatan kompetensi karyawan.

C.      Pengertian Kompensasi
Dalam hubungannya dengan peningkatan kesejahteraan hidup para pegawai, suatu organisasi harus secara efektif memberikan kompensasi sesuai dengan beban kerja yang diterima pegawai. Kompensasi merupakan salah satu faktor baik secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi tinggi rendahnya kinerja karyawan. Karena itu semestinya pemberian kompensasi kepada pegawai perlu mendapat perhatian khusus dari fihak manajemen instansi agar motivasi para karyawan dapat dipertahankan dan kinerja pegawai/ dosen diharapkan akan terus meningkat. Berkaitan dengan hal tersebut perlu diadakan penelitian mengenai variabel yang berpengaruh terhadap kompensasi dan kinerja karyawan.
Salah satu fenomena yang muncul dewasa ini adalah adanya kebijakan pemberian kompensasi yang cenderung masih belum sepenuhnya sesuai dengan harapan karyawan sedangkan kompensasi itu sendiri adalah merupakan salah satu faktor untuk mendorong pegawai/dosen agar memiliki kinerja yang tinggi.
Cara suatu perusahaan dalam meningkatkan prestasi kerja, motivasi, kepuasan kerja dan produktivitas adalah melalui kompensasi. Selain itu kompensasi dapat mempengaruhi pemikiran, perasaan, pembicaraan,maupun tindakan manusia yang bekerja dalam sebuah perusahaan. “Kompensasi adalah semua pendapatan yang berbentuk uang, barang langsung atau tidak langsung yang diterima pegawai sebagai imbalan atas jasa yang diberikan kepada perusahaan”. Batasan mengenai kompensasi, “Kompensasi adalah pengaruh keseluruhan pemberian balas jasa bagi “employers” maupun “employees” baik yang langsung berupa uang (financial). (Hasibuan, 2003;118)
Kompensasi merupakan salah satu faktor baik secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi tinggi rendahnya motivasi dan kinerja karyawan. Karena itu semestinya pemberian kompensasi kepada karyawan perlu mendapat perhatian khusus dari fihak manajemen instansi agar motivasi para karyawan dapat dipertahankan dan kinerja karyawan diharapkan akan terus meningkat. Berkaitan dengan hal tersebut perlu diadakan penelitian mengenai variabel yang berpengaruh terhadap kinerja karyawan.
Salah satu fenomena yang muncul dewasa ini adalah adanya kebijakan pemberian kompensasi yang cenderung masih belum sepenuhnya sesuai dengan harapan karyawan sedangkan kompensasi itu sendiri adalah merupakan salah satu faktor untuk mendorong karyawan agar memiliki kinerja yang tinggi.
Tidak semua pegawai berkehendak untuk dipisahkan dalam waktu yang panjang dari keluarga, teman-temannya dan sistem yang menunjang kesenangan di rumah. Begitu pula, dorongan bergerak untuk kewajiban-kewajiban asing yang teratur dikurangi hal-hal ini meliputi pula pembayaran pelayanan, terhadap perumahan, mobil, supir dan perangsang lainnya.
Dari berbagai pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa sistem kompensasi adalah kompensasi yang diberikan kepada pegawai atas dasar prestasi kerjanya. Sistem kompensasi tersebut meliputi: (1) Upah potongan (piecework), (2) Komisi, (3) Bonus, (4) Bagian laba, (5) Bagi produksi.
1.    Upah potongan (pacework), yaitu pemberian kompensasi berdasarkan jumlah hasil pekerjaan pegawai yang dinyatakan dalam unit produksi. Dasar penghitungan ialah bahwa makin banyak unit produksi yang dihasilkan, makin tinggi pula kompensasi yang diterimanya. Sistem ini tidak dapat diterapkan pada pegawai bagian administrasi, atau pada pekerjaan yang telah ditentukan.
2.  Komisi yaitu imbalan yang diberikan kepada pegawai disamping memperoleh gaji pokok, juga diberikan kompensasi karena keberhasilannya melaksanakan tugas, atau pegawai yang memperoleh penghasilannya semata-mata berupa komisi
3.  Bonus, yaitu imbalan yang diberikan kepada pegawai yang mampu bekerja sedemikian rupa sehingga tingkat produktivitas yang berlaku terlampui. Bonus dibayar secara eksklusif kepada para eksekutif atau kepada semua pegawai.
4.    Bagi laba atau keuntungan, yaitu kompensasi yang diberikan berdasarkan sesuatu rumus yang telah ditetapkan yang dirancang berdasarkan profitabilitas atau keuntungan suatu perusahaan atau organisaasi.
5.    Bagi produksi, yaitu kompensasi yang diberikan kepada produktivitas kelompok, jika produktivitas kelompok mampu melampaui target produksi normal maka diberikan bonus.
Sedangkan sistem kompensasi merupakan salah satu alat untuk memotivasi para karyawan untuk mewujudkan tujuan organisasi yang telah ditetapkan itu. Kompensasi umumnya diberikan sebagai imbalan atas perilaku kerja individual, tetapi dapat pula diberikan kepada kelompok. Sistem kompensasi menghubungkan antara kompensasi dan unjuk kerja bukan senioritas ataupun jumlah jam kerja.

D.       Tujuan Kompensasi
Secara umum tujuan kompensasi adalah untuk membantu perusahaan mencapai tujuan keberhasilan srategi perusahaan dan terciptanya keadilan internal dan eksternal.
Pemberian kompensasi dalam suatu organisasi harus diatur sedemikian rupa sehinga merupakan sistem yang baik dalam organisasi. Dengan sistem yang baik ini akan dicapai tujuan-tujuan, antra lain sebagai berikut :
a.    Memperolah SDM yang berkualitas.
Organisasi saling bersaing di pasar tenaga kerja untuk mendapatkan karyawan yang berkualitas dan memenuhi standar yang diminta organisasi. Oleh karena itu, untuk menarik calon karyawan dalam organisasi, organisasi.
harus merangsang calon-calon pelamar dengan tingkat kompensasi yang cukup kompetitif.
b. Mempertahankan karyawan yang ada.
Dengan adanya kompensasi yang kompetitif, organisasi dapat mempertahankan karyawan yang potensial dan berkualitas untuk tetap bekerja. Hal ini untuk mencegah tingkat perputaran kerja karyawan yang tinggi dan kasus pembajakan karyawan oleh organisasi lain dengan iming-iming gaji yang tinggi.
c.    Menjamin keadilan.
Adanya administrasi kompensasi menjamin terpenuhinya rasa keadilan pada manajemen dan karyawan. Dengan pengikatan pekerjaan, sebagai balas jasa organisasi atas apa yang sudah diabdikan karyawan pada organisasi, maka keadilan dalam pemberian kompensasi mutlak di pertimbangkan .
d.   Perubahan sikap dan perilaku.
Adanya kompensasi yang layak dan adil bagi karyawan hendaknya dapat memperbaiki sikap dan perilaku yang tidak menguntungkan serta mempengaruhi produktivitas kerja. Perubaha-perubahan sikap dan perilaku ini tercermin dari rasa tanggung jawab, pengalaman kesetiaan pada perusahaan, serta motivasi dan prestasi yang meningkat dalam bekerja.
e.    Mengendalikan biaya.
Program kompensasi yang rasional membantu organisasi untik mendapatkan dan mempertahankan sumber daya manusia pada tingkat biaya yang layak. Dengan upah yang kompetitif, organisasi dapat memperoleh keseimbangan dari etos kerja karyawan yang meningkat.
f.    Administrasi legalitas
Dalam administrasi kompensasi juga terdapat batasan legalitas karena diatur oleh pemerintah dalam sebuah undang-undang. Tujuannya agar organisasi tidak sewenang-wenang memperlakukan karyawan sebagai asset perusahaan.

E.       Jenis-jenis Kompensasi
Pada dasarnya kompensasi dapat dikelompokkan ke dalam dua kelompok, yaitu kompensasi finansial dan kompensasi bukan finansial.
Selanjutnya kompensasi finansial ada yang langsung dan ada yang tidak langsung. Sedangkan kompensasi nonfinansial dapat berupa pekerjaan dan lingkungan pekerjaan.
1.    Kompensasi yang berbentuk finansial
Kompensasi finansial menurut Gary Dessler (2007 : 46) : “Pertama kompensasi finansial yang diberikan secara langsung, yaitu gaji, upah, komisi-komisi dan bonus. Dan yang kedua adalah kompensasi finansial yang diberikan secara tidak langsung, seperti tunjangan kesehatan, tunjangan pensiun, tunjangan hari raya, tunjangan pendidikan, tunjangan perumahan dan lain sebagainya.”
2.    Kompensasi yang berbentuk non finansial
Menurut R. Wayne Mondy (2008 : 5) “kompensasi nonfinansial adalah kepuasan yang diterima seseporang dari pekerjaan itu sendiri atau dari lingkungan psikologis dan atau fisik tempat orang tersebut bekerja. Selanjutnya kompensasi non finansial dibagi menjadi dua macam yaitu yang berhubungan dengan pekerjaan dan yang berhubungan dengan lingkungan kerja. Yang berhubungan dengan pekerjaan misalnya saja kebijakan perusahaan yang sehat, pekerjaan yang sesuai, menarik dan menantang,peluang untuk dipromosikan, pemberian jabatan sebagai simbol status, sedangkan untuk kompensasi non finansial yang berhubungan dengan lingkungan kerja seperti ditempatkan di lingkungan kerja yang kondusif, lingkungan kerja yang sehat, aman dan nyaman, fasilitas kerja yang baik dan memadai dan lain-lainnya.”
Sedangkan menurut Nawawi (2008 : 316) membagi jenis-jenis kompensasi sebegai berikut :
a)   Kompensasi Langsung
Kompensasi langsung adalah penghargaan / ganjaran yang disebut gaji atau upah yang dibayar secara tetap berdasarkan tenggang waktu yang tetap. Sejalan dengan pengertian itu, upah atau gaji juga diartikan sebagai pembayaran dalam bentuk uang secara tunai atau berupa natura yang diperoleh pekerja untuk pelaksanaan pekerjaannya.

b)   Kompensasi Tidak Langsung
Kompensasi tidak langsung adalah pemberian bagian keuntungan / manfaat lainnya bagi para pekerja di luar gaji atau upah tetap, dapat berupa uang atau barang. Misalnya THR, Tunjangan Hari Natal dan lain-lain. Dengan kata lain kompensasi tidak langsung adalah program pemberian penghagaan / ganjaran dengan variasi yang luas, sebagai pemberian bagian keuntungan organisasi / perusahaan.
c)   Insentif
Insentif adalah penghargaan / ganjaran yang diberikan untuk memotivasi para pekerja agar produktivitasnya tinggi, sifatnya tidak tetap atau sewaktu-waktu. Oleh karena itu insentif sebagai bagian dari keuntungan, terutama sekali diberikan kepada pekerja yang bekerja secara baik atau yang berprestasi.) membagi jenis-jenis kompensasi sebagai berikut :
Dalam manifestasinya dapat dibedakan menjadi :
a.    Kompensasi Total
Kompensasi ini adalah keseluruhan penghargaan / ganjaran yang diterima oleh seorang pekerja untuk seluruh pekerjaan yang dilakukannya sebagai kontribusinya pada pencapaian tujuan organisasi. Komponennya terdiri dari ketiga jenis kompensasi tersebut diatas, yakni gaji / upah, beberapa jenis kompensasi tidak langsung dan insentif.
b.    Kompensasi Khusus
Kompensasi ini juga disebut juga Penghasilan Tambahan yakni penghargaan / ganjaran yang diberikan kepada pekerja dengan status tertentu dalam organisasi / perusahan. Kompensasi ini biasanya diberikan secara khusus untuk manajer tingkat atas. Bentuknya antara lain berupa kendaraan perusahaan, tempat tinggal, dan lain-lain.
Terdapat bermacam-macam definisi dan pengklasifikasian jenis-jenis kompensasi, akan tetapi sejalan dengan tujuan penulisan dan rumusan masalah yang dijelaskan pada bab terdahulu maka penulis memusatkan landasan teoritikal akan jenis kompensasi ini pada kompensasi finansial yang terbagi atas kompensasi finansial langsung dan kompensasi finansial tidak langsung dan kompensasi non-finansial yang terbagi atas kompensasi non-finansial yang berhubungan pekerjaan dan kompensasi non-finansial yang berhubungan dengan lingkungan pekerjaan.

F.        Pengembangan Karir
1.                  Pengertian Karir
Karir adalah semua pekerjaan atau jabatan yang dipegang selama masa kerja seseorang. Karir menunjukkan perkembangan para karyawan secara individual dalam suatu pengembangan atau kepangkatan yang dapat dicapai selama masa kerjanya dalam suatu organisasi.
Adapun 3 Pengertian Tentang Karir:
a)    Karir sebagai suatu rangkaian promosi jabatan atau mutasi ke jabatan yang lebih tinggi dalam pengembangan hirarki yang dialami oleh seorang tenaga kerja selama masa kerjanya.
b)   Karir sebagai suatu penunjuk pekerjaan yang memiliki gambaran atau pola pengembangan yang jelas dan sistematis.
c)    Karir sebagai suatu sejarah kedudukan seseorang, suatu rangkaian pekerjaan atau posisi yang pernah dipegang seseoranga selama masa kerjanya.
            Menurut Simamora (2004:413) karir adalah : “Urutan aktivitas-aktivitas yang berhungan dengan pekerjaan dan prilaku, nilai-nilai, dan aspirasi seseorang selama rentan orang tersebut”.
            Menurut handoko (2000:123) karir adalah : “ Seluruh pekerjaan (jabatan) yang ditangani atau dipegang selama kehidupan kerja seseorang”.    Dengan demikian, karir merupakan hal yang penting bagi kehidupan seseoranag dalam masyarakat sehingga pengembangannya tentu saja menjadi sangat diharapkan sesuai dengan sifat dasar manusiayang dicenderung untuk mendapatkan sesuatu yang lebih baik dimasa yang akan datang.

2.                  Defenisi Pengembangan Karir
Pengembangan karir sangat diharapkan oleh setiap karyawan, karna dengan pengembangan karir ini akan mendapatkan hak-hak yang lebih apa yang diperoleh sebelumnya baik material maupun non material misalnya kenaikan pendapatan, perbaikan fasilitas dan sebagainya. Sedangkan hak-hak yang bersifat material misalnya status social, perasaan bangga dan sebagainya.

Dalam praktek, pengembangan karir merupakan suatu pelaksanaan karir.
Menurut Handoko (2008:123) pengembangan karir adalah : “Peningkatan-peningkatan pribadi yang dilakukan seseorang untuk mencapai suatu rencana karir”.
Menurut Rivai (2006:290) pengembangan karir adalah : ” Proses peningkatan kemampuan kerja individu yang dicapai dalam rangka mencapai karir yang diinginkan”.
Dari beberapa defenisi tersebut dilihat bahwa pengembangan karir merupakan suatu kebutuhan yang harus dikembangkan dalam diri seseorang pegawai dalam artian menuju pengembangan jabatan yang lebih tinggi agar tujuan karir yang diinginkan dapat tercapai serta dapat mewujudkan tujuan organisasi/perusahaan.

3.                  Bentuk-Bentuk Pengembangan Karir
a)                  Pendidikan dan Pelatihan
Menurut Simamor (2004:273) menyatakan bahwa “Pendidikan dan pelatihan pegawai suatu persyaratan pekerjaan yang dapat ditentukan dalam hubungannya dengan keahlian dan pengetahuan berdasarkan aktivitas sesungguh dilaksanakan pada pekerjaan”. Pendidikan dan pelatihan pegawai merupakan suatu persyaratan pekerjaan untuk memperbaiki penguasaan berbagai keterampilan, keahlian dan pengetahuan berdasarkan aktivitas kerja yang sesungguhnya terincin dan rutin, sehingga dapat dan menyelesaikan pekerjaan yang diberikan kepadanya.
Secara umum tujuan suatu program pendidikan dan pelatihan diarahkan untuk meningkatkan efektivitas dan evisiensi perusahaan serta untuk menjembeatangi kesenjangan antara pengetahua, keterampilan, serta sikap pegawai yang ada dan diharapkan pendidikan dan pelatihan dapat disesuaikan dengan kebutuhan individu maupun kebutuhan perusahaan.
b)                  Promosi
Menurut Hasibuan (2007:108) promosi adalah : “Perpindahan yang memperbesar authority dan responsibility ke jabatan yang lebih tinggi di dalam satu organisasi sehingga kewajiban, hak, status, dan penghasilannya semakin besar”.
Promosi merupakan pengembangan kenaikan karir pegawai yang dapat menimbilkan kepuasan pribadi, kebanggan, memberikan harapan perbaiakan dalam penghasilan, menambah pengalaman dan pengetahuan baru bagi pegawai yang bersangkutan sekaligus akan menjadi daya dorong bagi pegawai lain. Promosi juga dapat membangkitkan semangat kerja pegawai untuk mencapai tujuan organisasi
c)                  Mutasi
Salah satu tindak lanjut yang dilakukan dari hasil penilaian prestasi kerja karyawan adalah dalam bentuk melakukan mutasi karyawan. Dengan adanya mutasi kerja karyawan yang bersangkutan sehingga dapat bekerja secara efektif dan efisien pada jabatan tersebut.
Menurut Hasibuan (2007:102) mendefiniskan mutasi karyawan sebagai berikut :“Mutasi adalah perubahan posisi/jabatan/tempat/pekerjaan yang dilakukan baik secara horizontal maupun vertical (promosi/demosi) di dalam suatu organisasi”.

Jenis pelaksanaan mutasi ada dua yaitu :
1)      Mutasi biasa
Yaitu mutasi pegawai tanpa diiringi kenaikan jabatan. Tujuannya dilakukan mutasi ini adalah untuk menemui keinginan pegawai yang bersangkutan dan mendapatkan pegawai sesuai dengan kecakapan dan kemampuannya.
2)      Mutasi promosi
Yaitu mutasi yang diikuti dengan kenaikan jabatan. Mutasi ini dilakukan dengan tujuan untuk membina karir pegawai, dan mengembangkan kemampuan pegawai.

4.             Tujuan Pengembangan Karir
Tujuan pengembangan karir menurut Dubrin dikutip oleh  Mangkunegara (2004:77) sebagai berikut :
a.       Membantu dalam pencapai tujuan individual dan perusahaan. Pengembangan karir membantu pencapaian tujuan perusahaan dan tujuan individu.
b.      Menunjukkan hubungan kesejahteraan pegawai lebih tinggi loyalitasnya.
c.       Memperkuat hubungan antara pegawai dengan perusahaan dan sikap pegawai terhadap perusahaannya.
d.      Membuktikan tanggung jawab social untuk menciptakan iklim yang positif dan pegawai-pegawai menjadi lebih bermental sehat.
e.       Menggiatkan analisis dari keseluruhan pegawai. Perencanaan karir dimaksudkan mengintegrasikan perencanaan kerja pegawai.

5.                  Tahap-Tahap Pengembangan Karir
Menurut Rivai (2004:298) bahwa pengembangan karir mengalami tahap-tahap sebagai berikut :
a.    Fase awal / Fase Pembentukan
Pada fase ini menekankan pada perhatian untuk memperoleh jaminan terpenuhinya kebutuhan dalam tahun-tahun awal pekerjaan.
b.    Fase Lanjutan
Pada fase ini pertimbangan jaminan keamanan sudah mulai berkurang namun lebih menitikberatkan pada pencapaian, harga diri dan kebebasan.
c.    Pada fase ini individual mempertahankan pencapaian keuntungan atau manfaat yang telah ditaihnya sebagai hasil dari pekerjaannya di masa lalu.
d.   Fase pension
Pada fase ini individu yang menyelesaikan satu karir dan dia akan berpindah ke karir yang lain. Dan individu memiliki kesempatan untuk mengekspresikan aktualisasi diri yang sebelumnya tidak dapat ia lakukan.

6.                  Indikator Pengembangan Karir
Menurut Handoko (2008:131) indicator pengembangan karir adalah :
a)       Prestasi Kerja
Prestasi kerja adalah suatu kegiatan yang mendasari semua kegiatan pengembangan karir lainnya, dimana dengan prestasi kerja yang baik menjadi hal yang paling penting untuk memajukan karir.
b)      Exsposure
Exsposure adalah menjadi terkenal oleh orang-orang yang memutuskan promosi, transfer, dan kesempatan-kesempatan lainnya.
c)       Kesetiaan Organisasional
Dalam banyak organisasi, orang-orang meletakkan kemajuan karir tergantung pada kesetiaan organisasional dengan dedikasi jangka panjang terhadap perusahan yang sama akan menurunkan tingkat kerja.
d)      Mentor dan Sponsor
Mentor merupakan orang yang menawarkan bimbingan karir informal, sedangkan sponsor merupakan orang dalam organisasi yang dapat menciptakan kesempatan-kesempatan karir bagi orang lain, bila mentor dapat menomisasikan karyawan untuk kegiatan-kegiatan pengembangan karir maka ia menjadi sponsor.
e)         Kesempatan-Kesempatan untuk Tumbuh
Seorang karyawanyang berupaya meningkatkan kemampuannya maka berarti mereka telah memanfaatkan kesempatan untuk tumbuh.
f)       Dukungan Manajemen
Untuk mendorong program pengembangan karir sangat dipengaruhi oleh dukungan dari para manajer.

G.      Pengertian Kinerja
Kinerja merupakan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dapat dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugas sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Menurut Mangkunegara, dalam Anwar Prabu (2009:67), kinerja diartikan sebagai : ”Hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.” Sedangkan menurut Nawawi. H. Hadari (2008:83), yang dimaksud dengan kinerja adalah : “Hasil dari pelaksanaan suatu pekerjaan, baik yang bersifat fisik/mental maupun non fisik/non mental.”
Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja antara lain (Hasibuan, 2002 :63) :
a)    Sikap mental (motivasi kerja, disiplin kerja, etika kerja)
Sikap mental yang dimiliki seorang pegawai akan memberikan pengaruh terhadap kinerjanya. Sikap mental yang dapat memperuhi kinerja pegawai adalah motivasi kerja, disiplin kerja dan etika kerja yang dimiliki seorang pegawai.
b)   Pendidikan
Pendidikan yang dimiliki seorang pegawai mempengaruhi kinerja pegawai tersebut. Semakin tinggi pendidikan seorang pegawai maka kemungkinan kinerjanya juga semakin tinggi.
c)    Ketrampilan
Pegawai yang memiliki ketrampilan akan mempunyai kinerja yang lebih baik dari pada pegawai yang tidak mempunyai ketrampilan.
d)   Kepemimpinan
Kepemimpinan manajer memberikan pengaruh terhadap kinerja pegawainya. Manajer yang mempunyai gaya kepemimpinan yang baik akan dapat meningkatkan kinerja bawahannya.
e)    Tingkat penghasilan
Tingkat penghasilan pegawai berpengaruh terhadap kinerja pegawai. Pegawai akan termotivasi untuk meningkatkan kinerjanya apabila mempunyai penghasilan yang sesuai.
f)    Lingkungan kerja
Kondisi lingkungan kerja yang kondusif dan nyaman akan dapat meningkatkan kinerja pegawai.
g)      Komunikasi
Para pegawai dan manajer harus senantiasa menciptakan komunikasi yang harmonis dan baik. Dengan adanya komunikasi yang baik maka akan mempermudah dalam menjalankan tugas perusahaan.
h)      Sarana pra sarana
Perusahaan harus memberikan fasilitas atau sarana dan prasarana yang dapat mendukung kinerja pegawai.
i)        Kesempatan berprestasi
Adanya  kesempatan  beprestasi  dalam  perusahaan  dapat  memberikan motivasi kepada pegawai untuk selalu meningkatkan kinerja.

H.      Pengukuran Kinerja
      Untuk mengukur kinerja, dapat digunakan beberapa ukuran kinerja. Beberapa ukuran kinerja yang meliputi; kuantitas kerja, kualitas kerja, pengetahuan tentang pekerjaan, kemampuan mengemukakan pendapat, pengambilan keputusan, perencanaan kerja dan daerah organisasi kerja. Ukuran prestasi yang lebih disederhana terdapat tiga kreteria untuk mengukur kinerja, pertama; kuantitas kerja, yaitu jumlah yang harus dikerjakan, kedua, kualitas kerja, yaitu mutu yang dihasilkan, dan ketiga, ketepatan waktu, yaitu kesesuaiannya dengan waktu yang telah ditetapkan.

I.          Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja karyawan atau dikenal dengan istilah “Performance appraisal”, menurut pendapat Leon C.Megginson, sebagaimana dikutip Mangkunegara, Anwar Prabu (2000 : 107) adalah”Suatu proses yang digunakan majikan untuk menentukan apakah seorang pegawai melakukan pekerjaannya sesuai dengan yang dimaksudkan.”
Penilaian pegawai merupakan evaluasi yang sistimatis dari pekerjaan pegawai dan potensi yang dapat dikembangkan. Penilaian adalah proses penaksiran atau penentuan nilai, kualitas, atau status dari beberapa objek, orang ataupun sesuatu.
Berdasarkan pendapat dua ahli diatas, maka dapat dikatakan bahwa penilaian kinerja adalah suatu proses penilaian kinerja pegawai yang dilakukan pimpinan perusahaan secara sistimatis berdasarkan pekerjaan yang ditugaskan kepadanya. Pemimpin perusahaan yang menilai kinerja pegawai, yaitu atasan pegawai langsung, dan atasan tak langsung. Disamping itu pula, kepala bagian personalia berhak pula memberikan penilaian prestasi terhadap semua pegawainya sesuai dengan data yang ada di bagian personalia.

J.        Kerangka Pikir
Proses pemberian kompensasi yang dilakukan secara adil dan layak oleh perusahaan kepada para karyawan mereka diharapkan mampu memberi motivasi kepada karyawan untuk meningkatkan produktivitas kerja mereka. Dan pada akhirnya nanti akumulasi dari peningkatan produktivitas kerja para karyawan ini akan mengindikasikan peningkatan produktivitas perusahaan. Dari uraian singkat tersebut, maka penulis menjabarkan kerangka pikir yang akan dijadikan pegangan dalam penelitian ini dalam gambar di bawah ini.
Konpensasi
ü  Upah
ü  Tunjangan kesehatan
ü  Tunjangan pension
ü  Tunjangan pendididikan
ü  THR
                                           Kerangka Pikir

Pengembangan Karir
ü  Prestasi Kerja
ü  Exposure
ü  Kesetiaan Organisasional
ü  Mentor dan Sponsor
ü  Kesempatan-kesempatan untuk Tumbuh
ü  Dukungan Manajemen
Kinerja Karyawan
 








K.      Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap pertanyaan-pertanyaan yang dikemukakan pada perumusan masalah. Hipotesis tersebut harus dibuktikan kebenaran dan ketidakbenarannya lewat pengumpulan dan penganalisaan data penelitian.
Dengan mengacu pada uraian latar belakang dan permasalahan, maka diajukan hipotesis sebagai berikut : “Variabel kompensasi adalah variabel yang berpengaruh dominan terhadap kinerja karyawan PT. PLN (persero) Area Makassar cabang Mongisidi Makassar”.


                                                                                                                                 III.     METODE PENELITIAN

A.      lokasi dan Waktu  Penelitian
Yang menjadi objek penelitian ini adalah PT. (Persero) PLN Area Makassar cabang Mongisidi Makassar. Penelitian akan dilakukan pada bulan Februari s/d Maret 2016.

B.       Teknik Pengumpulan Data
Proses pengumpulan data yang diperlukan dalam pembahasan ini melalui dua tahap penelitian, yaitu:
1.   Studi Kepustakaan ( Library Research )
Studi kepustakaan digunakan untuk mengumpulkan data sekunder dari perusahaan, landasan teori dan informasi yang berkaitan dengan penelitian ini dengan cara dokumentasi. Studi dilakukan antara lain dengan mengumpulkan data yang bersumber dari literatur–literatur, bahan kuliah, dan hasil penelitian lainnya yang ada hubungannya dengan objek penelitian. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan tambahan pengetahuan mengenai masalah yang sedang dibahas.
2.  Studi Lapangan ( Field Research )
Dalam penelitian ini penulis mengumpulkan data yang diperlukan dengan cara melakukan pengamatan langsung pada perusahaan yang bersangkutan, baik melalui observasi, penyebaran kuesioner kepada para pegawai, dan wawancara.
Penelitian Lapangan dilakukan dengan cara :
a.         Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan langsung pada obyek yang diteliti sehingga diperoleh gambaran yang jelas    mengenai masalah yang dihadapi.
b.        Wawancara adalah metode untuk mendapatkan data dengan cara melakukan tanya jawab secara langsung dengan pihak-pihak yang bersangkutan guna mendapatkan data dan keterangan yang menunjang analisis dalam penelitian.
c.         Kuesioner, adalah pengumpulan data dengan cara menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden yang dijadikan sebagai sampel penelitian.

C.      Jenis dan Sumber Data
Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Data Kuantitatif adalah data yang diperoleh dalam bentuk angka-angka yang dapat dihitung, yang diperoleh dari kuesioner yang dibagikan dan berhubungan dengan masalah yang diteliti.
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua macam yaitu data primer dan data sekunder.
a)   Data Primer adalah data yang diperoleh penulis melalui observasi atau pengamatan langsung dari perusahaan, baik itu melalui observasi, kuesioner dan wawancara secara langsung dengan pimpinan dan staf perusahaan sesuai dengan kebutuhan dalam penelitian ini.
b)   Data Sekunder adalah data yang diperoleh tidak langsung, yaitu data tersebut diperoleh penulis dari dokumen–dokumen perusahaan dan buku–buku literatur yang memberikan informasi tentang kompensasi dan kinerja karyawan
D.       Populasi dan Sampel
Sugiyono (2008) mengemukakan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek, yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan sampel, menurut Sugiyono (2008) adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Dalam penelitian ini, jumlah populasi yakni keseluruhan karyawan PT.(persero) PLN Area Makassar cabang Monginsidi Makassar yang berjumlah 150 orang karyawan. Jumlah responden dalam penelitian ini digunakan dengan rumus slovin ( Husein Umar:2005):

Keterangan :

n   = Ukuran sampel
 N   = Ukuran Populasi

e = Tingkat kesalahan dalam pengambilan sampel, biasanya 10%. Diketahui jumlah Karyawan pada PT. (Persero) PLN Makassar.
Berdasarkan data diatas, maka pada objek penelitian terdapat sebanyak 150  orang karyawan. Jika presisi yang digunakan adalah 10%, maka jumlah sampel yang diteliti dari populasi sebesar 33 orang karyawan adalah sebagai berikut:
                                 ; n =  60  responden


E.       Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
1.        Klasifikasi Variabel
a)         Kompensasi merupakan balas jasa yang diberikan oleh organisasi / perusahaan kepada karyawan, yang dapat bersifat finansial maupun non finansial, pada periode yang tetap.
b)        Pengembangan karir adalah perpindahan dari suatu jabatan ke jabatan lain yang mempunyai status dan tanggung jawab yang lebih tinggi.
c)         Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dapat dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugas sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

2.           Definisi Operasional dan Pengukuran variabel
a.       Definisi Operasional
Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel yaitu kompensasi sebagai variabel independen atau variabel bebas pertama (X1), dan pengembangan karir sebagai variabel bebas kedua (X2), serta kepuasan kerja karyawan sebagai variabel dependen atau variabel terikat (Y).
Operasionalisasi variabel menjelaskan secara lebih rinci dari setiap variabel-variabel yang ada dalam penelitian tersebut, sehingga dapat diukur berdasarkan indikator-indikator dari setiap variabel. Oleh karena itu, penulis perlu memaparkan definisi operasional variabel dengan indikator-indikator sebagai berikut ;




Tabel 3.1
Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
VARIABEL
DEFINISI
INDIKATOR
KOMPENSASI
(X1)
Kompensasi merupkan balas jasa yang diberikan oleh organisasi / perusahaan kepada karyawan yang dapat bersifat financial maupun non financial, pada priode yang tetap.
1.    Upah
2.    Tunjangan kesehatan
3.    Tunjangan pensiun
4.    Tunjangan pendididikan
5.    THR

PENGEMBANGAN KARIR
(X2)
Pengembangan karir merupakan suatu kebutuhan yang harus dikembangkan dalam diri seseorang pegawai dalam artian menuju pengembangan jabatan yang lebih tinggi agar tujuan karir yang diinginkan dapat tercapai serta dapat mewujudkan tujuan organisasi/perusahaan
1.    Prestasi Kerja
2.    Kesetiaan Organisasional
3.    Mentor dan Sponsor
4.    Kesempatan-Kesempatan untuk Tumbuh
5.    Dukungan Manajemen
KINERJA
(Y)
Hasil kinerja secara kualitas dan kuantitas yang dapat dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugas sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya
1.      Tingkat produktivitas
2.      Tingkat penyelesaian pekerjaan
3.      Tanggung jawab

b.      Pengukuran Variabel
Pengumpulan data untuk analisis mempergunakan kuesioner yang telah ada dan skor dengan skala likert yang merupakan salah satu cara untuk menentukan skor, dimana cara pengukuran dengan menghadapkan seseorang responden kepada sebuah pertanyaan dan diminta untuk memberikan jawaban.
Kemudian dari jawaban tersebut diberikan bobot nilai/skor. Adapun tingkat penskorannya disesuaikan dengan tipe favorabilitas pertanyaan yang dapat dilihat dari tabel di bawah ini:
Tabel : Skoring Jawaban Responden
Keterangan
Favorable (+)
Unfaborable (-)
Skor
skor
Sangat Setuju
5
1
Setuju
4
2
Ragu - ragu
3
3
Kurang Setuju
2
4
Sangat Tidak Setuju
1
5

Dari variabel-variabel yang telah di jelakan diatas , penulis dapat membuat suatu kuesioner sebagai berikut :

Contoh : Kuesioner
Pernyataan
Sangat Setuju
Setuju
Ragu-ragu
Kurang Setuju
Sangat Tidak Setuju
Gaji atau upah yang saya terima
sesuai dengan jabatan sekarang.
Pekerjaan saya yang berisiko tinggi
tidak dipenuhi dengan kompensasi
langsung yang memadai.




Tunjangan kesehatan yang diberikan oleh perusahaan memberikan kepastian akan masa depan kesehatan saya.




Tunjangan kesehatan yang saya terima tidak sesuai dengan Tunjangan perumahan kebutuhan saya




Besarnya tunjangan pensiun  membuat saya merasa aman bekerja di perusahaan ini.




Tunjangan pensiun yang diberikan oleh perusahaan tidak sesuai dengan harapan saya.







Dalam pemberian tunjangan yang diberikan oleh perusahaan tidak sesuai dengan jenjang pendidikan saya.




Tunjangan pendidikan yang diberikan oleh perusahaan tidak sesuai dengan prestasi kerja saya.





F.       Model Analasis
Untuk membuktikan hipotesis yang telah dikemukakan maka dalam penelitian ini digunakan :


1.           Analisis Deskriptif Kuantitatif

Analisis deskriptif kuantitatif. Merupakan metode yang bertujuan mengubah kumpulan data mentah menjadi bentuk yang mudah dipahami, dalam bentuk informasi yang ringkas, dimana hasil penelitian beserta analisanya diuraikan dalam suatu tulisan ilmiah yang mana dari analisa tersebut akan dibentuk suatu kesimpulan.
2.           Analisis Kuantitatif

a.         Dalam mengetahui hubungan dan pengaruh kompensasi dan pengembangan karir dengan kinerja karyawan digunakan teknik analisis regresi berganda, untuk mengetahui besarnya pengaruh secara kuantitatif dari suatu perubahan (variabel X)
b.         terhadap kejadian lainnya (variabel Y). Analisis regresi menggunakan rumus persamaan regresi berganda seperti yang dikutip dalam Sugiyono (2008: 277), yaitu :



Y= a + 1X1+b2X2


Dimana :
Y
=
Variabel dependen, yaitu Kinerja
X1
=
Variabel independen, yaitu Kompensasi
X2
=
Variabel independen, yaitu Pengembangan Karier

a               = Konstanta yang merupakan rata-rata nilai Y pada saat nilai X1 dan X2 sama dengan nol
b1 = Koefisien regresi parsial, mengukur rata-rata nilai Y untuk tiap perubahan X1 dengan menganggap X2 konstan.
b2 = Koefisien regresi parsial, mengukur rata-rata nilai Y untuk tiap perubahan X2 dengan menganggap X1 konstan.

Di dalam penelitian ini penulis hanya menggunakan uji normalitas dan uji heteroskedastisitas karena uji autokorelasi hanya digunakan pada penelitian times-series, dan uji multikolinearitas hanya digunakan pada penelitian dengan variabel independen lebih banyak
1)      Analisis Regresi Berganda
Hubungan linier dapat dinyatakan sebagai berikut :
 Ŷ = a + b1 x1 + b2 x2 + €
Keterangan:
Y = Kinerja Karyawan
 A = Intercept
b1,b2 = Koefisien Regresi
X1 = Disiplin Kerja
 X2 = Insentif € = Error Term
 Untuk menghitung nilai a, b1 dan b2 kita pergunakan metode kwadrat terkecil (last square method) yang menghasilkan persamaan normal sebagai berikut :
ΣY = an + b1 Σ X1 + b2ΣX2
ΣX1Y = aΣX1 + b1Σ X1² + b2ΣX1X2
 ΣX1X2 = aΣX2 +b1Σ X2X1 + b2ΣX 2²

2)      Uji Koefisien Determinasi
Uji koefisien Determinasi ( R2 ), melihat berapa proporsi variasi dari variabel bebas secara bersama-sama dalam mempengaruhi variabel tidak bebas, dengan formula (Sugiyono 2013:231) sebagai berikut:
KD = r2 x 100%
Dimana :
KD = Koefisien determinasi
r² = Kuadrat dan korelasi ganda

Dalam hasil output SPSS Version 17 maka yang menjadi patokan adalah Adjusted R Square




DAFTAR PUSTAKA

Anwar Prabu, Mangkunegara. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, Bandung : Penerbit PT. Remaja Rosdakarya.

-----------. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia. Perusahaan cetakan pertama, penerbit PT. Remaja Rsodakarya. Bandung.

-----------. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, Bandung : Penerbit PT. Remaja Rosdakarya.

Dessler, Gary. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Kesepuluh. Jilid 2. Jakarta : PT. Indeks

Handoko. T. Hani. 2000. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia . Yogyakart : BPFE .

-------------. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia Dan Perusahaan. Edisi kedua. Yogyakarta : BPFE.

Hasibuan. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta : Bumi Aksara.

-------------. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta : Bumi Aksara

Husein Umar. 2005. Riset SDM Dalam Organisasi. Jakarta : PT SUN.

Mondy, R. Wayne. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Kesepuluh.

Nawawi, H. Hadari. 1997. Manajemen Sumber Daya Manusia, Yogyakarta : Penerbit Gajah Mada University Press.

------------. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Cetakan Ketujuh. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press .

Rivai, Veithzal, 2006, Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan: Dari Teori ke Praktek, Edisi Pertama, Cetakan Ketiga, Penerbit PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta.

Simamora, Henry, 2004, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Ketiga, cetakan  Pertama, Bagian Penerbitan STIE YKPN, Yogyakarta.

Sugiyono. 2008, Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.

No comments:

Post a Comment